MODUL III
KELARUTAN SEMU
(Apparent Solubility)
I. TUJUAN
Mengetahui pengaruh pH larutan terhadap kelarutan bahan obat yang bersifat asam lemah.
II. DASAR TEORI
Untuk menyatakan kelarutan zat kimia, istilah kelarutan dalam pengertian umum kadang-kadang perlu digunakan, tanpa mengindahkan perubahan kimia yang mungkin terjadi pada pelarutan tersebut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 200 dan kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa, 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. (Anonim, 1979)
Bahan-bahan obat yang bersifat asam lemah, pada pH yang absolut rendah zat tersebut praktis tidak mengalami ionisasi. Kelarutan obat dalam bentuk ini sering disebut sebagai kelarutan intrinsik. Jika pH dinaikkan, maka kelarutannya pun akan meningkat, karena selain terbentuk larutan jenuh obat dalam bentuk molekul tidak terionisasi (kelarutan intrinsik) juga terlarut obat yang berbentuk ion, seperti terlihat pada kesetimbangan ionisasi skema gambar berikut ini :
HA (aq) D H+(aq) + A-(aq)
(So) (S-So)
E
HA (s)
Gambar 1. Skema kesetimbangan ionisasi asam lemah dalam keadaan jenuh.
Keterangan : So = [HA]aq = kelarutan intrinsik
S = [HA]aq + [A-]aq = apparent solubility
Adapun fraksi obat yang terionkan (fi) dan fraksi obat yang tidak terionkan (fu) dalam larutan, hubungannya dengan pH larutan mengikuti persamaan Henderson-Hasselbalch:
pH = pKa + log
Dari uraian diatas dalam keadaan jenuh dapat diubah menjadi :
pH = pKa + log
log = pH – pKa
(Anonim, 2010)
Suatu sifat fisika kimia yang penting dari suatu obat adalah kelarutan, terutama kelarutan system dalam air. Suatu obat harus mempunyai kelarutan dalam air agar manjur secara terapi. Agar suatu obat masuk ke sirkulasi dan menghasilkan suatu efek terapeutik, ia pertama-tama harus berada dalam larutan. Senyawa-senyawa yang relative tidak larut seringkali menunjukkan absorbsi yang tidak sempurna atau tidak menentu. Jika kelarutan dari zat obat kurang dari yang diinginkan, pertimbangan harus diberikan untuk memperbaiki kelarutannya. Metode untuk membantu ini tergantung pada sifat kimia dari obat tersebut dari tipe produk obat di bawah pertimbangan sebagai contoh jika zat obat adalah asam/basa, kelarutan dapat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam pH.
Tetapi, untuk banyak zat penyesuaian pH bukan merupakan suatu cara efektif dalam memperbaiki kelarutan, obat asam lemah/basa lemah mungkin membutuhkan pH yang ekstrem yang diterima di luar batas-batas fisiologis/ mungkin menyebabkan masalah-masalah kestabilan dengan bahan-bahan formulasi. Penyesuaian pH biasanya mempunyai efek kecil terhadap kelarutan non elektrolit. Dalam banyak hal, dikehendaki untuk menggunakan kosolven atau teknik-teknik lain seperti kompleksasi, mikronisasi, atau disperse padatan untuk memperbaiki kelarutan dalam air.
Kelarutan obat biasanya ditentukan dengan metode kelarutan kesetimbangan, yang mana kelebihan obat ditempatkan dalam suatu pelarut dan diaduk pada suatu temperatur konstan selama periode waktu yang diperpanjang sampai kesetimbangan diperoleh. Apabila kimia dari isi obatan larutan ditampilkan untuk menentukan derajat kelarutan.
(Howard C Ansel, 1989)
III. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
Shaking thermostatic waterbath
Flakon
Labu alas bulat 10 mL
Pipet micro 5-50µL
Pipet tetes
Kuvet
Alat injeksi
Kertas saring kecil
Penimbang analitik
Centrifuge
Kelereng
2. BAHAN
Asam benzoate
Larutan dapar dengan berbagai pH
No comments:
Post a Comment