Indikasi Terapi tambahan untuk pasien dengan sekresi mukus abnormal / kental pada kondisi bronchopulmonary akut dan kronik (pneumonia, bronkitis, emfisema, tracheobronchitis, chronic asthmatic bronchitis, tuberkulosis, bronchiectasis, primary amyloidosis of the lung); atelectasis yang disebabkan oleh obstruksi mukus; komplikasi cystic fibrosis paru; kondisi post-traumatic pada dada.4,5. Juga digunakan selama anestesi dan penyiapan pasien untuk bronchograms, bronchospirometry, bronchial wedge catheterization dan studi diagnostik bronkial yang lain. (5) Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Nebulasi (3,5) : 3-5 mL larutan 20% atau 6-10 mL larutan 10%, diberikan melalui face mask atau mouthpiece, 3-4 kali sehari. Jika diperlukan 1-10 mL larutan 20% atau 2-20 mL larutan 10%, setiap 2-6 jam. Oral (kaplet, granul atau tablet effervescent) (3) : 200 mg 2-3 kali sehari. Anak 1-2 th : 100 mg 2 kali sehari; anak 2-7 th : 200 mg 2 kali sehari. Farmakologi Cepat diabsorpsi dari saluran cerna dan konsentrasi plasma maksimum dicapai dalam 0.5-1 jam setelah dosis oral 200-600 mg.Bioavailabilitas oral rendah (4-10%), tergantung apakah yang diukur adalah total asetilsistein atau bentuk reduksinya. Bioavailabilitas oral yang rendah disebabkan oleh metabolisme dalam dinding usus dan first-pass metabolisme di hati. (3) Renal clearance sekitar 30% dari total body clearance. (3) Waktu paruh (oral) : 6.25 jam. (3) Stabilitas Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. (3) Asetil sistein merupakan bahan pereduksi sehingga tidak tercampurkan dengan bahan pengoksidasi. Perubahan warna larutan menjadi ungu muda tidak menunjukkan adanya penurunan efikasi atau keamanan. (3,5) Kontraindikasi Hipersensitif terhadap asetil sistein atau komponen lain dalam formula. (4) Gangguan hati. (2) Efek Samping Reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, angioedema, kemerahan, gatal), hipotensi / hipertensi (kadang-kadang), mual, muntah, demam, syncope, berkeringat, arthralgia, pandangan kabur, gangguan fungsi hati, asidosis, kejang, cardiac / respiratory arrest. (3) Interaksi - Dengan Obat Lain : Karbamasepin1 : subterapetik level dari Karbamasepin Nitrogliserin1 : meningkatkan efek hipotensi dan efek sakit kepala dari nitrogliserin. Pihak produsen menyatakan bahwa larutan sodium asetil sistein secara fisik dan kimia tidak tercampurkan dengan larutan yang mengandung amphotericin B, tetracyclines, erythromycin lactobionate atau ampicillin sodium. Jika anti-infeksi tersebut digunakan secara inhalasi, maka sebaiknya dinebulasi secara terpisah. (5) Larutan asetil sistein juga tidak tercampurkan secara fisik dengan iodized oil, trypsin, chymotrypsin dan hydrogen peroxide. (5) - Dengan Makanan : - Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Kategori B. (1,4), Asetil sistein dilaporkan menembus plasenta pada manusia setelah pemberian oral atau IV. Tetapi belum ada studi kontrol yang cukup tentang penggunaan pada ibu hamil. Asetil sistein digunakan selama kehamilan jika memang benar-benar dibutuhkan. (5) - Terhadap Ibu Menyusui : Belum diketahui mengenai distribusinya ke dalam ASI, tetapi diperlukan perhatian untuk penggunaan pada ibu menyusui. (5) - Terhadap Anak-anak : - - Terhadap Hasil Laoratorium : - Parameter Monitoring Fungsi hati / ginjal, keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit. (1) Bentuk Sediaan Kaplet 200 mg, Tablet Effervescent 600 mg, Sachet 200 mg, Pediatric sachet, Dry syrup, Ampul 300 mg/3 ml. (2) Peringatan Pasien asthmatic. (2,3), Pasien dengan riwayat ulkus peptik karena asetil sistein menyebabkan mual dan muntah sehingga meningkatkan risiko gastrointestinal haemorrhage; mukolitik mengganggu gastric mucosal barrier. (3 ) Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus - Informasi Pasien - Mekanisme Aksi Mengurangi kekentalan / viskositas sekret dengan memecah ikatan disulfida pada mukoprotein, memfasilitasi pengeluaran sekret melalui batuk. Mekanisme ini paling baik pada pH 7-9, sehingga pH sediaan diadjust dengan NaOH. (3,5) Monitoring Penggunaan Obat Pasien asma yang mendapatkan inhalasi asetil sistein harus dipantau secara ketat selama terapi. Jika terjadi bronkospasme, sebaiknya diberikan bronkodilator secara nebulasi. Jika bronkospasme masih terus terjadi, penggunaan asetil sistein sebaiknya segera dihentikan.5 Peningkatan volume sekret cair bronkial akan bertambah setelah penggunaan asetil sistein dan kemungkinan akan menutupi saluran nafas. Jika batuk tidak cukup untuk membuka saluran nafas, maka perlu dilakukan mechanical suction atau endotracheal aspiration. (5)
Daftar Pustaka Micromedex MIMS 105th edition Annual Indonesia 2006/2007. Martindale 35th ed, 2006 Drug Information Handbook International, Lexi-Comp's, 2005 AHFS [Dinkes Tasikmalaya] |
No comments:
Post a Comment